Tuesday, May 12, 2009

Krupuk Khas Kediri

Khas Ramadhan
Kerupuk Tayamum
Kesukaan para Santri


Kamis, 25 September 2008
Sederhana tetapi enak dan sehat. Itulah kerupuk pasir, salah satu jenis makanan ringan khas Kediri, Jawa Timur, yang pada setiap Ramadhan disukai banyak santri. Kerupuk ini disebut kerupuk pasir karena saat menggorengnya menggunakan pasir dan tidak menggunakan minyak goreng sebagaimana lazimnya.
"Secara umum warga memang sering menyebut kerupuk jenis ini dengan sebutan kerupuk pasir. Namun, di kalangan para santri di pondok pesantren, kerupuk ini sering disebut kerupuk tayamum," tutur Masyhuri, penjual kerupuk pasir yang berjualan di sekitar Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pekan lalu.
Dikatakannya, disebut kerupuk tayamum karena kondisi kerupuk ini sangat kering. Bisa begitu karena cara memasaknya hanya menggunakan pasir, tidak sedikit pun bersentuhan dengan benda cair berupa minyak. Kenyataan tersebut kemudian dikorelasikan dengan cara bersuci (untuk shalat atau mengaji) tanpa air, yakni tayamum, sehingga para santri menyebut kerupuk itu dengan sebutan kerupuk tayamum.
Bahan baku kerupuk pasir atau kerupuk tayamum ini hampir sama dengan bahan baku kerupuk pada umumnya. Di antaranya berasal dari terigu dan pati ketela pohon. Bahan baku ini diolah secara tradisional dan dibumbui, kemudian diiris tipis-tipis dan dikeringkan dengan cara dijemur. Setelah kondisinya kering betul, barulah kerupuk itu digoreng dengan pasir.
Menurut Suwardi, salah seorang pembuat kerupuk pasir asal Mojoroto, Kodya Kediri, pasir yang digunakan untuk menggoreng kerupuk bukanlah pasir sembarangan. Pasir itu diambil dari Sungai Brantas yang membelah Kota Kediri. Setelah kering, debu-debu yang bercampur dengan pasir itu dibersihkan dengan menggunakan tampah. Setelah pasir benar-benar bersih dari debu, barulah digunakan untuk menggoreng kerupuk.
"Selain dipasarkan di Kediri dan daerah lain di Jawa Timur, kerupuk ini juga dipasarkan di Jakarta, Semarang, dan kota-kota lain di Tanah Air. Kerupuk pasir ternyata laris dan digemari masyarakat," kata Sumiarno, salah seorang pedagang kerupuk pasir di Kediri.
Sumiarno juga mengaku tidak tertutup kemungkinan daerah lain di Indonesia juga mempunyai kerupuk yang ketika menggorengnya menggunakan pasir. Tetapi, kerupuk pasir buatan rakyat Kediri rasanya sangat khas, renyah, dan empuk. Apalagi, kerupuk ini menjadi salah satu makanan yang disukai para santri di setiap bulan Ramadhan. Karena itu, warga yang sedang berwisata ke Kediri, banyak yang meluangkan waktu khusus untuk memburu kerupuk goreng pasir buat oleh-oleh.
Selain empuk dan renyah, ada kelebihan lain kerupuk pasir khas Kediri ini. Yakni, para pembuat kerupuk pasir yang tersebar di sejumlah desa di Kodya dan Kabupaten Kediri sudah mulai mengenal diversifikasi rasa produk. Jika semula kerupuk jenis ini hanya ada satu rasa yakni asin, kini sudah meningkat menjadi empat rasa, yakni kerupuk pasir rasa asin, manis, pedas serta rasa bawang.
Harga kerupuk pasir yang ditawarkan untuk konsumen juga masih relatif murah, terjangkau masyarakat kecil. Bisa jadi karena memasaknya tidak menggunakan minyak goreng, sehingga biaya produksi tidak terlampau mahal. Harga kerupuk satu kemasan besar berkisar Rp 1.000 hingga Rp 2.000.
Di samping harganya murah, kerupuk pasir juga memiliki keunggulan dari sisi kesehatan. Mereka yang memiliki kolesterol tinggi tidak perlu khawatir sebab kerupuk ini tanpa minyak. Sedangkan yang menghindari sakit batuk, juga tak perlu khawatir karena kerupuk ini tidak menyebabkan batuk.
Karena kerupuk tayamum ini memiliki sejumlah keunggulan, tak pelak lagi di pasaran sangat laris. "Saya sangat suka kerupuk pasir ini. Rasanya enak dan murah. Untuk perjalanan ke luar kota saat saya nyetir mobil sendiri, maka agar tidak mengantuk saya selalu membeli kerupuk pasir untuk camilan," tutur Agus Sunarto, santri Pondok Pesantren Lirboyo.
Dan, sejak hari pertama puasa hingga kini, masyarakat perajin kerupuk pasir pun banyak tertawa. Mereka senang bukan alang kepalang karena bulan puasa Ramadhan sama artinya dengan bulan panen. Itu sebabnya, banyak pedagang dan perajin kerupuk pasir yang suka kaya mendadak. "Setiap bulan Ramadhan, kerupuk tayamum ini laris diminati tidak saja oleh kalangan santri di Kediri, tetapi juga santri pondok pesantren lain Jawa Timur, Jawa Tengah, dan daerah Nusa Tenggara Barat serta Madura," ujar Sutoyo, salah seorang perajin kerupuk pasir.
Penuturan Sutoyo itu dibenarkan sejumlah pedagang dan perajin kerupuk pasir lainnya di Kediri. Berkat keadaan pasar yang bagus, produsen kerupuk pasir di Kediri mendadak banyak yang mendapat untung besar. (Ami Herman)
sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=210187

No comments:

Post a Comment